Senin, 27 Juli 2015

Belajar, berlatih dan beraksi





Organize Yourself First

Tukang masak yang baik atau bahkan para ibu yang suka memasak biasanya punya kebiasaan menata bahannya di tempat yang pasti. Menaruh merica di sini, menaruh garam di sana, daging di sana, pisau di sini dan seterusnya. Semuanya dalam satu tempat yang pasti. Teratur di lokasi yang sudah ditentukan.

Nah, yang menarik adalah biasanya ketika seorang tukang masak dipindah ke tempat tukang masak lain, dia akan menjadi tidak efektif. Dia bingung mencari garamnya, mericanya di mana, di mana minyak gorengnya. Bingung. Tidak berjalan dengan mulus. Bila biasanya dia masak 30 menit, harus menjadi 60 menit. Dan ditambah rasa tidak nyaman, "Lho ini kecap apa? Berbeda dengan biasa saya pakai, rasanya nanti pasti lain."

Nah belajar melihat peristiwa tukang masak ini kita bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan bisnis kita. Apakah kita sudah menaruh semuanya ke tempat yang tepat? Buku kerja di laci yang tepat. File-file di komputer sudah tertata bahkan handphone diletakkan pada tempat yang terjangkau. Atau dokumen-dokumen yang kita butuhkan sudah siap untuk mengambil keputusan nanti siang tentang penawaran untuk perusahaan lain.

Maka segalanya harus diatur lebih dahulu. Bilamana segalanya kacau maka akan sulit untuk melaksanakan tugas kita dengan baik. Bila kita sudah menyiapkan dengan sebuah keadaan terorganisir rapi maka hal itu akan menunjang kesuksesan kita.

Maka orang selalu bilang, "Asahlah kapakmu sebelum menebang." Setelah kapak diasah maka sempurnalah memulai menebang kayu. Demikian juga dengan bekerja. Sebelum kita bekerja keras mati-matian, maka kita harus dulu melakukan 'organize yourself first' atau mengorganisasikan diri anda dulu dengan segala atribut dan barang-barang anda butuhkan.

Sering kita lupa, karena hanya melakukan dan melakukan terus menerus tanpa pernah memperbaiki diri dengan mempersiapkan diri dengan segalanya untuk lebih baik terlebih dahulu. 

Jumat, 20 Februari 2015

Berorganisasi

Berorganisasi



Banyak orang yang memperhatikan saya aktif berorganisasi. Mereka sering menanyakan kenapa saya melakukan hal itu. "Sebetulnya apa sih keuntungan berorganisasi itu ?" tanya salah seorang teman saya dalam suatu kesempatan.

Ada banyak hal yang bisa kita petik keuntungan dari aktif berorganisasi. Hal pertama adalah belajar berorganisasi. Yakni melakukan manajemen terhadap organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang kita inginkan. Belajar memimpin orang yang beragam latar belakang. Belajar merencanakan, mengorganisasi dan mengkontrolnya. Dalam berorganisasi kita mendapat ilmu manajemen baik teori ataupun praktek.

Kedua, kita bisa mencari atau mengembangkan kemampuan kita. Di organisasi kita bisa berkenalan dengan banyak orang. Di antara mereka bisa jadi mereka menjadi vendor kita. Atau kita malah bisa belajar dari mereka.

Yang ketiga, kita bisa berkenalan dengan banyak orang yang beragam talenta dan ketrampilan. Bisa di saja di antara mereka ada yang bisa kita ajak kerjasama untuk menjalankan pengembangan diri kita.

Yang keempat adalah kita bisa belajar banyak hal misal kepemimpinan, kerjasama, komunikasi, dokumentasi, birokrasi dan hal lainnnya. Kadang ilmu ini tak diajarkan di sekolah manapun.

Dan yang kelima, kita bisa bisa kenal dengan orang yang nantinya bisa saja cocok dan punya misi dan visi yang sama. Sehingga kita bisa bekerjasama untuk membuat sebuah hal baru.

Hal-hal itu semua sudah saya alami dan jalani dengan sukses ketika saya aktif berorganisasi. Dan manfaat yang terakhir yang bisa kita dapatkan dalam berorganisasi adalah mendapatkan kesenangan dan kepuasan. Kita menikmatinya dalam bentuk persahabatan dan kekeluargaan dengan para anggota organisasi dan tumbuh bersama organisasi tersebut.

Biaya yang kita keluarkan adalah sedikit material dan waktu untuk memerlihara dan mengembangkan organisasi itu. Manfaatnya jauh lebih banyak dari biaya yang kita keluarkan. Carilah organisasi yang cocok dan sesuai dengan diri anda, masuk dan nikmati disana. Salam sukses selalu.

Kamis, 19 Februari 2015

Marilah Benar - benar “Hidup” 24 Jam Sehari

Marilah Benar - benar “Hidup” 24 Jam Sehari


Hari - hari yang sibuk, pekerjaan yang menggulung kita dalam kesibukan, sering membuat kita lupa akan “hidup” dan hanya mengerjakan rutinitas kita saja. Mencawang setiap checklist yang harus kita kerjakan, dan pelan - pelan jiwa kita mati dilindas rutinitas.

Kita lupa “mimpi” kita, lupa akan “passion” yang dulu sering menggigit dan mencengkeram kita dengan taringnya yang tajam. Kita menjadi dewasa atau tua. Kita telah menjadi mesin, robot bernafas, yang sekedar menyelesaikan tugas kehidupan kita.

Kita lupa belajar dalam setiap waktu luang, untuk memperbaiki diri dan memperkaya kazanah ilmu kita. Kita lupa mencoba hal baru. Kita kehilangan “jiwa kehidupan kita” Mata yang membelalak melihat warung tegal yang rame, Emosi yang berkobar menikmati bakso super enak dan Keingintahuan yang dalam kenapa bekicot itu merayap sangat pelahan diatas daun.

Mungkin kita perlu berhenti sejenak dan bertanya kembali, Setelah sekian tahun bekerja keras, apa yang masih tersisa pada jiwa kita. Apakah kita benar - benar menjadi semakin arif, apakah kita telah semakin “kaya” dengan ilmu, pengetahunan dan kemampuan kerja? Lalu, sebenarnya, apa tujuan hidup kita yang sebenarnya? Apa yang ingin kita capai 5 tahun mendatang? Atau 20 tahun mendatang? Uang? Jabatan?

Mungkin kita perlu untuk menjabarkan kembali aktifitas kita dalam susunan yang benar, melupakan hal - hal yang tidak penting, dan fokus pada pekerjaan yang menunjang tujuan hidup kita. Kita perlu menyusun kembali, Apa yang terpenting tahun ini harus kita capai? Apa yang harus kita lakukan bulan ini? Apa yang harus kita selesaikan Minggu ini? Apa action kita hari ini?

Kita hanya hidup 24 jam sehari, siapapun kita. Lalu mengapa tidak kita maksimalkan 24 jam sehari ini dengan benar - benar hidup, dengan penuh kesadaran, dengan penuh semangat. Walaupun banyak kepahitan, walau kadang uang tidak disaku, walau kadang tidak mengikuti kenormalan orang lain, walau sering di caci maki. Bukankah ini hidup kita sendiri, dan kita harus mengerjakan apa yang ada dihati kita? Mari memulai lagi, mari "Hidup" lagi. Salam semangat.

Berani berkata "Tidak"


Ada satu hal yang sangat penting dalam kehidupan berbisnis atau dalam kehidupan apapun yang kita jalani. Kita harus berani berkata TIDAK.

Saya sering sekali memberikan saran pada teman yang super sibuk. Pekerjaannya menumpuk banyak sekali. Dan dia tanya pada saya, "Pak San, anda mengurus begitu banyak perusahaan, juga melakukan begitu banyak pekerjaan. Mulai dari membuat business wisdom radio PAS FM, mengisi seminar, berbisnis sampai memimpin beberapa perusahaan. Bagaimana rahasia anda memanage waktu?"

Jawaban saya sederhana, "Lakukan apa yang perlu anda lakukan dan tinggalkan apa yang tidak perlu." Orang sering melupakan untuk memutuskan tidak melakukan sesuatu. Kita kadang hanya menekankan apa yang perlu dilakukan. Tapi sering melalaikan untuk mengingat atau tahu apa yang tidak perlu kita lakukan. 

Anda seharusnya menanyakan apakah list pekerjaan yang direncanakan; 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 harus dilakukan sesegera mungkin dan sekarang juga, agenda penuh dengan list dari atas sampai bawah. Apakah sempat? Yang perlu anda lihat pada pekerjaan2 itu adalah:

Pertama, apakah pekerjaan yang akan dilakukan menambah nilai untuk kehidupan kita baik kehidupan sosial atau kehidupan bisnis kita dalam jangka panjang.

Kedua, apakah pekerjaan itu akan membimbing kita mencapai tujuan bisnis dan hidup kita sebenarnya.

Ketiga, apakah pekerjaan itu sudah efektif dan efisien untuk kita kerjakan.

Keempat, apakah pekerjaan itu akan mempengaruhi atau memperbaiki hubungan kita dengan klien kita, brand kita, pelanggan kita ataupun orang-orang yang penting dalam kehidupan kita.

Yang kelima, apakah pekerjaan itu akan membuat kita menjadi lebih pandai, lebih cerdas, lebih mampu, lebih punya kapabilitas baru yang penting dalam hidup ini, atau lebih mengembangkan jaringan kunci kita.

Bila semua parameter di atas sering jawabannya tidak, bahkan tidak mempunyai nilai yang signifikan apapun dalam kehidupan kita, maka hal yang terbaik adalah mengatakan tidak.

Pekerjaan yang harus kita pilih adalah yang tidak dapat kita hindari, yang mengasilkan terbanyak dan yang merupakan kekuatan inti kita. Semua hal yang bisa di delegasikan, lebih baik dikerjakan orang lain saja, kita coba fokus pada beberapa hal saja yang penting. Tidak perlu 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10. Mungkin kita hanya harus melakukan 1, 5, 7, saja. Dan melakukannya dengan sebaik baiknya.

Salam "tidak".


*Tanadi Santoso

Citra Pariwisata Indonesia di Mata Dunia?


Jakarta - Suatu citra memang dibutuhkan untuk menggenjot pariwisatabagi tiap negara. Kalau citra pariwisata Indonesia di mata dunia, sudah sejauh mana?

Indonesia memang punya kekayaan alam dan ragam budaya yang berlimpah. Dalam acara Accor: kick-off kampanye festival Lunar New Year di Hotel Mercure Sabang, Jakarta, Kamis (12/2/2015) malam, Direktur Pencitraan Indonesia Kemenpar, Ratna Suranti memberikan pendapatnya mengenai citra pariwisata Indonesia.

"Setahu saya kalau di mata dunia masih ada banyak yang mengkhawatirkan soal keamanan. Kayak kemarin ada misalnya pesawat jatuh," ujarnya.

Kemudian soal infrastruktur, membuat turis berpikir dua kali untuk mengunjungi Indonesia. Untuk itu, upaya promosi dan pencitraan terus menerus diperlukan untuk membuat citra pariwisata Indonesia yang lebih baik di mata dunia.

"Tetapi kita dengan tidak putus-putusnya, bersemangat untuk mencitrakan. Mencitrakan itu dengan adanya orang jalan-jalan, adanya banyak artis luar negeri datang kayak Paris Hilton, kita sudah nunjukin kalau tidak ada apa-apa, aman saja," ungkap Ratna Suranti.

Promosi wisata yang gencar hingga datangnya artis internasional ke Indonesia dianggap sebagai jurus jitu untuk pencitraan pariwisata Indonesia. Selain dapat meluruskan citra Indonesia yang baik, juga sekaligus mempromosikan Indonesia.

"Yang kurang dari upaya pencitraan kita itu biaya promosi," keluh Ratna.

Adapun untuk soal pencitraan pariwisata Indonesia, kendala terbesar adalah dari biaya promosi. Berita terakhir terkait anggaran, pemerintah sudah setuju untuk menaikkan APBN pariwisata, dari Rp 300 miliar jadi Rp 1,2 triliun.

Rabu, 18 Februari 2015

Seni Mencintai





Cinta adalah seni. Erich Fromm menyatakan bahwa sama seperti hidup adalah sebuah seni maka cinta adalah sebuah seni. Sama seperti berbagai seni seperti menari, melukis, menyanyi, dan sebagainya maka untuk menguasai seni tersebut kita juga harus belajar mencintai.
Seni mencintai dapat dibagi ke dalam dua bagian yakni teori cinta dan praktik cinta. Jika seseorang ingin menjadi penyanyi yang terkenal maka pertama-tama ia harus mempelajari lebih dulu apa yang dimaksud dengan melodi dan harmoni. Tanpa melodi dan harmoni maka nyanyian kita akan menjadi suara yang menyakitkan kedengarannya di telinga. Teori yang baik juga harus dilengkapi dengan praktik yang terampil. Untuk dapat menyanyi seseorang harus terampil mengatur nafas dengan baik. Setelah itu mungkin barulah orang tersebut dapat menyanyi dengan baik.
Fromm menyatakan bahwa teori tentang cinta harus dimulai dengan teori tentang manusia. Manusia bukanlah binatang, maka keinginan untuk mencintai pastilah bukan sekedar dorongan naluriah semata. Manusia memiliki emosi dan rasio dalam menentukan apa yang dirasakan dan bagaimana mewujudkan emosi tersebut.
Sejak kecil kita dapat merasakan emosi cinta dan perasaaan itu berkembang dalam kehidupan kita. Emosi cinta tersebut berkembang dalam konteks yang berbeda misalnya cinta ibu, cinta diri sendiri, cinta sesama, dan cinta kepada Tuhan. Emosi cinta tersebut juga berkembang dalam dimensi yang berbeda-beda. Kita dapat mengenali mana emosi cinta yang lemah dan mana emosi cinta yang kuat.
Mengenali emosi cinta saja belum dapat membuat kita mampu mencintai karena kita seringkali salah dalam mengartikan emosi cinta kita. Seorang anak bisa merasa orangtuanya tidak mencintainya ketika memaksa dirinya untuk pergi ke dokter gigi yang ia sangat benci. Padahal orangtuanya melakukan hal tersebut dengan penuh cinta supaya anaknya dapat segera sembuh. Seorang pria dapat merasakan emosi cinta yang kuat terhadap seorang wanita. Sementara wanita tersebut sama sekali tidak pernah merasakan emosi yang sama terhadap pria tersebut.
Manusia membutuhkan rasio untuk mencintai. Manusia adalah makhluk yang sadar akan dirinya. Kesadaran ini memberikan kita pemahaman akan siapa diri kita dan siapa orang yang kita cintai. Kesadaran ini juga memperjelas akan apa yang boleh dan tidak boleh kita lakukan saat kita mencintai. Kesadaran ini juga mendorong kita untuk mencapai apa yang kita inginkan dan bagaimana mencapainya.
Kesadaran akan cinta membuat manusia bukan hanya mampu jatuh cinta (falling for love) melainkan juga mampu untuk memperjuangkan cinta (standing for love). Ketika kita merasa mencintai kita bisa sangat tenggelam di dalam cinta tersebut. Kondisi ini seringkali membuat kita tidak sadar akan diri dan terbawa dalam arus yang begitu kuat yang bisa saja menenggelamkan seluruh kesadaran kita. Sebaliknya cinta juga harus diperjuangkan. Jatuh cinta itu mudah, tapi cinta yang sejati harus diperjuangkan. Kesadaran kita akan cinta harusnya membuat kita memiliki pengetahuan tentang siapa yang kita cintai, penghargaan terhadap orang yang kita cintai dan terlebih lagi tanggung jawab terhadap dia yang kita cintai.
Emosi cinta dan rasio cinta ini harus terjadi di saat kita siap memulai hubungan dengan seseorang. Banyak pasangan yang memulai hubungan mereka karena sedang diliputi emosi cinta yang begitu kuat. Hubungan ini biasanya tidak bertahan lama karena mereka akhirnya sadar siapa orang yang mereka cintai. Maka sebelum memastikan diri untuk berkomitmen dalam suatu hubungan, rasio cinta juga harus terlibat.
Salah satu kesalahan yang seringkali dialami dalam pengalaman cinta adalah membuat keputusan ketika kita merasa takut. Seorang wanita bisa mengambil keputusan karena ia takut untuk menolak dan takut menyakiti perasaan pria yang menyatakan cinta kepada dirinya. Jangan pernah mengambil keputusan pada saat kita merasa takut. Pastikan bahwa kita sadar dengan jelas apa yang kita rasakan dan siapa orang yang kita cintai. Apakah kita kenal siapa dirinya? Apakah kita bisa menghargai dirinya? Apakah kita bertanggung jawab terhadap dirinya dan sebaliknya? Berbagai pertanyaan ini akan menolong kita untuk mengambil keputusan tanpa harus merasa takut.
Satu hal lagi yang penting mengenai emosi dan rasio cinta adalah pentingnya tujuan yang jelas dalam menjalin cinta. Penulis mendapati bahwa banyak pasangan yang tidak memiliki tujuan yang jelas dalam hubungan mereka. Mereka ingin bahagia. Namun ketika ditelusuri lebih jauh mengenai apa arti kebahagiaan bagi mereka, tidak ada jawaban yang jelas. Mengapa demikian? Karena ingin bahagia saja tidak cukup untuk memulai suatu hubungan. Semua orang pasti ingin bahagia. Dalam hal ini emosi dan rasio harus berperan dalam menentukan bentuk kebahagiaan yang ingin kita capai.
Emosi kita akan mengatakan bahwa kita bahagia saat kita senang, namun bagaimana jika sebaliknya. Maka rasio berperan untuk menjelaskan bahwa baik senang maupun susah kebahagiaan dapat saja dialami jika cinta benar-benar dialami. Hal inilah yang menjadi dasar ketika dua orang yang saling mencintai mengucapkan janji setia untuk menikah baik dalam senang maupun susah.
Jadi tentukanlah fokus dan tujuan yang jelas dalam pengalaman cinta anda. Siapa orang yang anda cintai? Apa yang anda inginkan? Bagaimana mencapainya? Sudahkah anda belajar mencintai? Amy Carmichael menulis You can give without loving but you cannot love without giving. Selamat mencintai.

Selasa, 17 Februari 2015

filosofi burung dares dan burung hantu

Sejak zaman dulu, cerita mistis seputar hewan malam ini sudah beredar dimana-mana. Apalagi ditambah dengan wujudnya yang cukup menyeramkan. Matanya yang bulat besar, serta tumpukan bulu di dahinya semakin menambah efek horror ketika melihat sosoknya. Bahkan di beberapa budaya, burung hantu dianggap sebagai simbol keajaiban. Seperti apa kisah seru di balik binatang yang lagi ngetop di dunia fashion ini?
  • Masyarakat Inggris percaya bahwa jika kita membakar telurnya hingga menjadi abu, bisa jadi ramuan untuk memperbaiki penglihatan. Begitu juga di India, jika kita memakan matanya, penglihatan kita akan membaik.
  • Budaya Yunani dan Romawi percaya kalau burung hantu adalah jelmaan dari penyihir yang suka menghisap darah bayi. Ada juga yang percaya kalau hewan ini bertugas menyampaikan pesan para penyihir. Ketika kita mendengar suaranya, itu berarti ada seorang penyihir yang mendekati kita.
  • Kabarnya, burung hantu adalah satu-satunya binatang yang bisa hidup dengan hantu. Jika kita melihat sarangnya bertengger di sebuah rumah kosong, bisa jadi rumah itu berhantu. Hiii.. Mungkin ini dia penyebabnya, kenapa dia dinamai burung hantu, ya?
  • Buat para traveler, ketika mereka bermimpi tentang burung hantu, itu artinya mereka diramalkan akan mengalami kesialan, seperti dirampok atau kapalnya karam.
  • Tapi nggak semua legenda tentangnya jelek, kok. Dalam legenda Afganistan, burung hantulah yang membawakan batu api dan besi kepada masyarakat Afganistan. Sehingga, mereka bisa membuat api.
  • Masyarakat Greenland bahkan percaya bahwa burung hantu adalah simbol kepemimpinan dan penolong.
  • Sedangkan di negara kita sendiri, kehadiran atau suara burung hantu bisa menjadi pertimbangan yang bagus saat akan bepergian ke suatu tempat. 

"Hidup Adalah Seni Menggambar Tanpa Penghapus"

"Hidup Adalah Seni Menggambar Tanpa Penghapus"





Baru saja saya tidak sengaja membaca kalimat yang sangat mengena buat saya pribadi dan bisa saya jadikan acuan dalam menjalani hidup ini. Kalimat ini saya peroleh dari tweet seorang teman, dia mengutip kalimat dari John Gardner. Saya sendiri kurang tahu apakah John Gradner yang dimaksud adalah John Gardner yang merupakan seorang novelis asal Inggris yang terkenal dengan novel-novel James Bond-nya ataukah John Gardner yang merupakan novelis asal Amerika Serikat. Entah John Gardner yang mana, yang penting kutipan kalimatnya berarti bagi saya.

Kalimat John Gardner tersebut adalah berikut ini:

"Life is the art of drawing without an eraser" (Bahasa Inggris)

Kalau saya coba artikan dalam bahasa-bahasa lain kurang lebih artinya menjadi seperti ini:

"Leven is de kunst van het tekenen zonder een gum" (Bahasa Belanda)

"La vie est l'art du dessin sans une gomme à effacer" (Bahasa Prancis)

Sedangkan Kalau dibahasaindonesiakan maka kurang lebih maknanya adalah:

"Hidup adalah seni menggambar tanpa penghapus"

Entah kenapa, saya setuju dengan kalimat si John Gardner itu. Bagi saya pribadi, hidup itu seperti kertas putih yang siap kita isi dengan tulisan, gambar, lukisan ataupun sekedar coretan yang mampu memberikan warna pada hidup kita itu. Namun, sekali kita sudah menggoreskan tinta atau apapun ke atas kertas putih itu, maka tidak ada kesempatan buat kita menghapusnya, karena memang tidak ada penghapus untuk menghapusnya. Yah setidaknya dalam ingatan kita lah. Yang bisa kita lakukan adalah melanjutkan coretan kita pada kertas putih itu sehingga bisa menjadi gambar yang bermakna dan indah. 

Begitupun dalam hidup, kalau kita sudah melangkah dan menjalani sesuatu, maka yang bisa kita lakukan berikutnya adalah membuat apa yang kita telah jalani menjadi sesuatu yang indah dan berarti. Itulah indahnya seni menjalani hidup. Tidak ada kata kembali, lalu hapus yang salah kita jalani, yang ada adalah lanjutkan hidup dan buat hidup kita indah dan menyenangkan.

Yups, benar sekali kata John Gardner: "Hidup adalah seni menggambar tanpa penghapus". 

Selamat menggambar hidup kita.

Senin, 16 Februari 2015

desa wedoro, waru, sidoarjo

Wedoro adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan WaruKabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Desa ini ke arah utara berbatasan langsung dengan Kelurahan KutisariSurabayadan Kecamatan Tenggilis Mejoyo Surabaya.Dari arah Timur berbatasan dengan desa Kepuh Kiriman dan desa Tropodo. dari arah Barat Utara berbatasan dengan Desa Janti. Sementara dari arah Barat Selatan berbatasan dengan desa Ngingas.
Desa Wedoro, praktis tidak seperti Desa-Desa lain di Pulau Jawa yang banyak memiliki sawah. Desa ini berkembang menjadi sentra Industri kerajinan Sandal dan Sepatu sejak zaman sebelum Indonesia merdeka. Sampai akhir tahun 1980-an, Desa ini masih memiliki beberapa petak sawah, meski rata-rata bukan digarap oleh penduduk setempat. Namun, dengan berkembangnya perumahan sebagai pengembangan wilayah Surabaya, Desa ini mulai akhir 90an tidak memiliki lahan pertanian lagi
Ada beberapa cerita lahirnya nama Desa Wedoro, ada yang bilang Wedoro dari kata "NDORO". istilah ini menganut bahwa banyak warga asli Wedoro yang menjadi tuan tanah. memiliki tanah dan lahan pertanian yang luas. ada juga yang bilang Wedoro dari kata "DORO" yang berarti Burung Dara. ini meruntut kegemaran warga Wedoro memelihara burung dara baik untuk aduan atau peliharaan saja. sampai sekarang masih banyak ditemukan sangkar burung dara berukuran besar yang biasa disebut "BEKUPON" di halaman rumah
Akhir 70an sampai awal 80an tingkat kesadaran sebagian warga wedoro sangat rendah, rata-rata anak usia sekolah di wedoro hanya mengecap pendidikan di atas SD atau sampai SMA. Bahkan sebagain ada yang baru usia kelas 4-6 SD sudah keluar karena sudah merasakan mudahnya cari uang di usaha Sandal. Yang penting bisa tulis dan menghitung.
Rata-rata penduduk aslinya merupakan pengrajin sandal, pedagang, karyawan.
Wedoro terdiri dari 1 Desa.1 Pedukuhan dan 9 RW. Masing masing RW memilik nama khas yang menjadi cirri khas daerahnya misalnya : RW 1 : Wedoro Madrasah. Karena ada Madrasah NU RW 2 : Wedoro Sukun, dulu banyak pohon sukun RW 3 : Wedoro Utara Barat , karena letaknya di utara sungai buntung RW 4 : Wedoro Candi, karena ada petilasan murid Sunan Giri RW 5 : Wedoro Masjid, karena Masjid Desa (RHOUDLOTUL ABIDIN)ada di RW 5 RW 6 : Wedoro Timpian, dulu banyak pengrajin tempe RW 7 : Wedoro Belahan,letaknya dibelah sungai kecil dari Wedoro RW 8 : Wedoro Utara Timur, karena letaknya di utara sungai buntung RW 9 : Wedoro Rewwin, Perumahan Rewwin
Banyak warga dari luar kota bahkan luar pulau yang datang hanya untuk belajar membuat sandal di Wedoro.dari Malang, Jombang, Pasuruan, Surabaya, Bogor , Samarinda bahkan Lampung
Awal tahun 2000an dari beberapa pengrajin sandal yang membuka toko di Wedoro Candi ( RW 04) ternyata disambut baik oleh konsumen yang merasa lebih dekat membeli sandal ( tidak perlu ke Surabaya ) hingga akhirnya berkembang menjadi 800an toko sandal dan sepatu. Boomingnya toko juga dibarengi naiknya omzet bagi pengrajin sandal dan sepatu. Kebanyakan hasil home industri sandal Wedoro adalah sandal berbahan Spons Eva
Pembeli berdatangan dari luar kota bahkan luar pulau,sayang ramainya konsumun belum dibarengi dengan infrastuktur yang menunjang misalnya tidak adanya Toilet Umum dan akses jalan yang kecil membuat semrawutnya lalu lintas, juga tidak memadainya lahan parkir sehingga kendaraan di parkir di pinggir jalan yang semakin membuat kurang nyamannya suasana berbelanja di Wedoro
Tahun 2004 dicanangkan Wedoro Fair untuk memaksimalkan promosi sentra industri sandal Wedoro. Managemen Wedoro Fair yang amburadul yang dikelola asosiasi (APSSWW) yang tidak profesional yang membuat acara Wedoro Fair dihentikan. Banyak order dari hasil Wedoro fair yang diambil alih sendiri oleh pengurus asosiasi tanpa merapatkan dengan anggota, juga tidak adanya transparansi dana pengelolaan Wedoro fair
Kualitas yang jelek membuat serta model sandal yang monoton perbedaan harga yang mencolok antar toko juga menjadi catatan sendiri. Serta adanya sandal dari luar ( Bogor, Bandung, Malang, Mojokerto dan Tiongkok ) dengan harga lebih murah serta model dan kualitas yang lebih membuat sandal Wedoro kalah bersaing. Belum sendiri di internal pengusaha sandal Wedoro yang kadang terjadi persaingan harga yang kurang sehat